Cara Mermbuat Running Led Sederhana

LED Secara istilah kita mungkin lebih familiar disebut lampu berjalan. Jadi Running LED ini merupakan rangkaian elektronika yang didalamnya terdapat lampu-lampu LED (light-emitting diode).

Cara Mengedit Video Dengan Ulead Video Studio

Cara Mengedit Video Dengan Ulead Video Studio memang mudah

Cara Mengunakan Osiloskop Dengan Mudah

Osiloskop adalah sebuah perangkat atau alat bantu yang biasa digunakan untuk menganalisa frekuensi yang terdapat didalam perangkat elektronika

Cara Membuat Lampu Flip Flop Sederhana

Cara kerja rangkaian lampu flip-flop ini ialah transistor digunakan dalam keadaan cut off dan saturasi ( ON/OFF ), dan kapasitor elektronik (elco) digunakan sebagai delay untuk mentriger kaki basis transisitor dikarenaka sifat elco yang dapat menampung arus listik.

TCara Membuat Speaker Aktif

Oke bahan - bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. IC TDA 7056 ini gambarnya 2. Potensio atau komponen yang biasa untuk volume ukuranya bisa 1 K....

Wednesday 25 February 2015

Jenis – Jenis Transformator (Trafo)


1. Trafo ( Transformator ) Adaptor

           Trafo ini berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan primer dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini memiliki gulungan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan primer. Sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada lilitan sekunder.

Komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan sifat-sifatnya adalah sebagi berikut :

  • Bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
  • Gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt
  • Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua lilitan ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt



Gambar 1. trafo


2. Trafo IF ( Frekuensi menengah )


            Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini. cara keja trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk suara ( bunyi ). Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio pemancar.

Kelebihan dari trafo IF ini adalah :

  • Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara tepat menggunakan obeng
  • Bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika memasangnya
  • Tetap memiliki lilitan primer dan sekunder



Gambar 2. trafo IF


3. Trafo Step UP / Down


           Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan alat elektronika yang digunakan. Artinya benda yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo ini karena pada umunya PLN bertegangan 220 volt.


Sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :

  • Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari lilitan primer
  • Mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt
  • Menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt 


Gambar 3. trafo step up/down


4. Trafo Output ( OT )

            Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. Komponen ini banyak digunakan pada rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika yang menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya ukuran yang berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari nikelin. Besar kecilnya arus masuk tergantung dari lilitan tersebut.



Gambar 4. trafo output


Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas dan kertas ini digunakan sebagai alat pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer. Pada bagian bawah menyembul kaki, ada lima kaki dua pada bagian output dan tiga bagian in ( arus masuk ).



sumber :  http://duniaelektonika.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-transformator-atau-trafo_31.html

Macam-macam dan Bentuk Kondensator

Macam-macam dan Bentuk Kondensator Setelah anda tahu yang dimaksud dengan komponen kondensator maupun kapasitor, baca Pengertian Kapasitor / Kondensator Dalam Bidang Elektronika dan Cara Membaca Nilai Kapasitor / Kondensator.Seperti halnya komponen elektronika yang lain kondensator juga memiliki banyak macamnya. Berikut macam kondensator berdasarkan kegunaannya:

1. Kondensator Tetap  
 
Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-ubah.(nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah).
Kondensator tetap ada tiga macam bentuk :

            a. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain.Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.
Gambar 1. kapasitor keramik
 
Cara membaca nilai kapasitor Keramik :
Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF
= 20 KpF =0,02 μF.
Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF
= 0,005 μF
  
Gambar 2. membaca nilai kapasitor

b. Kondensator Polyester
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.
Gambar 3. kapasitor polyester
c. Kondensator Kertas
Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang dipakai pada sirkuit oscilator antara lain:
·         Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.
·         Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.
·         Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13 meter - 49 meter.                                                          
                                                                                
                                        
                   Gambar 4. kapasitor kertas
2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)
Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 μF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.
Gambar 5. kondensator elektrolit
 
Selain kondensator elektrolit (Elco) yang mempunyai polaritas, ada juga kondensator jenis elco yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.dan ada Elco yang Non Polaritas pada kakinya tidak ada kutub (+) dan (-)
Gambar 6. kondensator solid tantalum

Gambar 7. elco non polar
Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah :
  • Kering (kapasitasnya berubah)
  • Konsleting
  • Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.
 
3. Kondensator Tidak Tetap (Variabel dan Trimmer)
Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng.
Gambar 8. kondensator variabel
            Kondensator variabel (Varco) terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100 pF (pikoFarad)  sampai 500 pF (100pF = 0.0001μF). Kondensator variabel dengan spul antena dan spul osilator berfungsi  sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.
Gambar 9. symbol  kondensator variable
             Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi tersebut.Kondensator trimer mempunyai kapasitas dibawah 100 pF (pikoFarad).
Gambar 10. symbol kondensator trimeR
 
Sumber : http://duniaelektonika.blogspot.com/2013/01/macam-macam-kapasitor-kondensator.html

Surat Lamaran Pekerjaan



Hal     : Lamaran Pekerjaan
Lamp : Satu Bandel

Yth. Manager Personalia PT Persada
Jalan Soekarno-Hatta
Kecamatan Kebon Duren
Kota Jakarta Pusat

Dengan Hormat.
Setelah Membaca iklan yang dimuat di harian kompas 28 januari 2015 yang
Menyatakan bahwa perusahan Bapak memerlukan tenaga kerja di bidang teknik elektro. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
nama                      : Taufik Rosada
tempat/tanggal lahir : Kendal, 03 Maret 1997
agama                    : Islam
alamat                    : Desa Sedayu Rt02 Rw02, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal
pendidikan             : SMk Program Keahlian teknik elektro

Mohon Kiranya Diterima sebagai karyawan di perusahaan yang Bapak pimpinsesuai latar belakang pendidikan saya, Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan.

  1. Fotokopi ijazah terakhir yang telah dilegalisasi 
  2. Surat keterangan kelakuan baik (SKKB) 
  3. Dua buah pas foto terbaru ukuran 4x6 
  4. Daftar riwayat hidup (Curicculum Vitae)

Besar harapan saya untuk diterima di perusahaan Bapak.
Atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih.


Monday 16 February 2015

Cara Membaca Nilai Resistor Bagi Pemula

Cara Membaca Nilai Resistor Bagi Pemula. – Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan cara menggunakan alat pengukur Ohm Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor adalah Ohm (Ω).

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna

Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Tabel Kode Warna Resistor

Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

Cara menghitung nilai resistor 4 gelang
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :

Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang k3-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.

Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 *102 = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 103 = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti berikut :
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka :

Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Resistor Chip
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Cara pembacaannya adalah :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 103
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)

Contoh-contoh perhitungan lainnya :
222 → 22 * 102 = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 103 = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm

Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :
(Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm
Keterangan :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ). Cara Membaca Nilai Resistor Bagi Pemula.

Sumber :  http://teknikelektronika.com/cara-menghitung-nilai-resistor/

Cara Mudah Membuat Speaker Aktif Sederhana

Cara Mudah Membuat Speaker Aktif Sederhana
Assalamualaikum wr.wb
Postingan kali ini admin akan bagikan sedikit pengalaman tentang cara membuat speaker aktif sederhana. Saking sederhananya orang yang tidak terlalu pintar dalam bidang elektro juga bisa membuatnya kayak admin ini hehehe...
Oke bahan - bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. IC TDA 7056 ini gambarnya

2. Potensio atau komponen yang biasa untuk volume ukuranya bisa 1 K sampai 20 K kalo admin pakai yang 20 K
3. Jack Stereo yaitu untuk input audionya gambarnya seperti ini agar inputnya dari hp maupun komputer
4. Speaker ukuran bebas tapi disarankan 8 Ohm
5. Baterai 4 volt atau charger hp atau USB  kalo ada
6. Peralatan solder menyolder

Oke kalo alat - alat sudah kumpul sekarang panaskan solder dan lihat skema di bawah ini untuk panduan menyambung semua komponen di atas


Cara menghubungkannya adalah ujung speker di sambungkan dengan kabel ke kaki IC TDA pin 6 dan 8, Lalu untuk Tegangan 4 voltnya di hubungkan dengan pin 2(+) dan pin 4(-)/ground dan pin 7 (-)/ground sedangkan untuk potensiometernya kaki tengah di sambungkan dengan pin 3 IC TDA dan kaki pinggir kiri ke ground/pin 4 dan kaki pinggir kanan untuk input Audionya.
Bagaimana mudah kan?
silahkan dicoba, semoga berhasil
wassalamualaikum wr.wb. Cara Mudah Membuat Speaker Aktif Sederhana

Sumber :  http://imanjayoda.blogspot.com/2014/11/cara-mudah-membuat-speaker-aktif.html

Cara Membuat Catu Daya Sederhana

Pengertian Catu Daya
                Catu daya atau power suplay adalah suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus listrik searah (DC). Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catu daya. Ada beberapa peralatan elektronik seperti radio dan tape yang masih membutuhkan baterai sebagai sumber arusnya. Namun untuk mempermudah agar kita tidak tergantung dengan baterai, maka dibuatlah alat yang dapat mengubah arus listrik dari PLN menjadi arus listrik searah. Dalam aplikasinya catu daya banyak kegunaannya dan manfaatnya, terutama dalam penggunaan peralatan elektronik yang membutuhkan catu daya. Contohnya : radio, tape, hape, laptop dan masih banyak peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan yang namanya catu daya.
Komponen pembuatan catu daya
                Dalam pembuatan catu daya yang akan saya uraikan ini adalah tentang pembuatan catu daya dengan keluaran + 5 volt dan -5 volt. Adapun komponennya adalah sebagai berikut:
1.       Transformator
2.       Diode sebagai penyearah
3.       Kapasitor
4.       Resistor
5.       Inductor
6.       Transistor
7.       Ic
Pada rangkaian penyearah yang hanya menggunakan dioda penyearah masih memiliki sinyal ac sehingga belum searah seperti halnya tegangan dc pada baterai. Sinyal ac yang tidak diinginkan ini dinamakan ripple. Faktor ripple adalah besarnya prosentase perbandingan antara tegangan ripple dengan tegangan dc yang dihasilkan.
Untuk memperkecil nilai ripple dapat digunakan filter kapasitor. Semakin besar nilai kapasitor maka akan semakin kecil nilai tegangan ripple. Untuk memperoleh suatu catu daya dengan nilai keluaran yang tetap, maka dapat digunakan sebuah IC regulator 78xx untuk catu daya positif dan IC regulator 79xx untuk catu daya negatif. (xx adalah nilai tegangan yang dikeluarkan dari regulator tersebut)
1.        Transformator
Merupakan sebuah komponen elektronik yang berguna untuk menurunkan tegangan dengan tipe CT (center). Trafo jenis ini memiliki keluaran tegangan yang simetris pada kumparan sekundernya yang dibatasi oleh sebuah garis tengah CT. Karakteristik trafo CT sebagai berikut :
·         Tegangan Input primer : 110V / 220V @ AC 50 Hz
·         Tegangan Output Sekunder : 3V/4,5V/6V/7,5V/9V/12V/18V/24V
·         Arus output sekunder : 0,5 – 10 Ampere
            Trafo CT biasa digunakan pada rangkaian catu daya sebagai penurun tegangan dari tegangan PLN (220V) menjadi tegangan yang lebih rendah.
2.      Dioda Bridge
            Dioda bridge adalah diode silikon yang dirangkai menjadi suatu bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen dan biasa digunakan sebagai penyearah pada rangkaian catu daya. Ukuran diode bridge yang utama adalah voltage dan ampere maksimumnya.
3.       Kapasitor Polar
            Elektroda pada kapasitor polar terbuat dari bahan alumunium yang menggunakan membrane oksidasi tipis. Karakteristik utama kapasitor polar adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati saat memasangnya pada rangkaian. Jika pemasangannya terbalik, kapasitor akan rusak bahkan meledak. Biasanya, tegangan kerja kapasitor sebesar 2 kali tegangan catu daya. Misalnya, kapasitor diberikan catu daya dengan tegangan 5 volt, artinya kapasitor harus memiliki tegangan kerja minimum 2x5 = 10 volt. Umumnya kapasitor polar digunakan pada rangkaian catu daya, low pass filter, dan rangkaian pewaktu. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian dengan frekuensi tinggi.
4.       Resistor
            Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat resistif dan umumnya  terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W (Omega).  Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter.
5.       Resistor Daya
            Resistor ini digolongkan sebagai resistor power karena bessarnya dispasi daya yang dapat ditahan. Bentuknya sama dengan resistor pada umumnya tetapi ukurannya lebih besar.
Transistor TIP2955
            Merupakan jenis NPN transistor daya negative yang biasa digunakan bersama transistor 3055. Karakteristik transistor TIP2955 sebagai berikut :
·         Tegangan maksimum kolektor-emitor (Vce): -70 volt
·         Tegangan maksimum kolektor-basis (Vcb): -100 volt
·         Tegangan maksimum emitor-basis (Veb); -7 volt
·         Arus kolektor konstan : 15 Ampere
·         Dispasi daya: 90 watt
·         Kemasan : SOT-93
6.      IC Regulator
78xx
Merupakan IC regulator/penurun linier tegangan positif arus DC. Nilai xx pada seri 78 adalah nilai tegangan keluaran yang diinginkan. Misalnya, 7805 akan mengeluarkan tegangan 5 volt. Karakteristik IC 78xx Sebagai berikut :
·         Tegangan catu daya minimum = 7 volt
·         Tegangan catu daya maksimum = 40 volt
·         Nilai tegangan keluaran berdasarkan kode xx = 5,6,8,9,10,12,18,24 volt
·         Arus keluaran maksimum = 1 Ampere
·         Tipe regulasi tegangan = linier
·         Kemasan = TO-220
79xx
            Merupakan IC regulator/penurun linier tegangan negatif arus DC. Nilai xx pada seri 79 adalah nilai tegangan keluaran yang diinginkan. Misalnya, 7905 akan mengeluarkan tegangan 5 volt. Karakteristik IC 79xx Sebagai berikut :
·         Tegangan catu daya minimum = -25 volt
·         Tegangan catu daya maksimum = -7 volt
·         Nilai tegangan keluaran berdasarkan kode xx = -5,-6,-8,-9,-10,-12,-18,-24 volt
·         Arus keluaran maksimum = 1 Ampere
·         Tipe regulasi tegangan = linier
·         Kemasan = TO-220
7.      LED
 Karakteristik LED :
·         Warna Cahaya: - super bright red (624-630 nm)
·         super bright green (567-573 nm)
·         Jenis Lensa : white clear
·         Tegangan maju diode : 2,1-3,2 volt
·         Arus maju diode : 20mA
·         Material LED : lnGaN-GaAllnP
8.      Fuse / Sekering
            Suatu peralatan proteksi yang umum digunakan, Sekering adalah suatu peralatan proteksi kerusakan yang disebabkan oleh arus berlebihan yang mengalir dan memutuskan rangkaian dengan meleburannya elemen sekering.
                                         Gambar Rangkaian Catu Daya +5 Volt dan -5 Volt


                                 Gambar FlowChart Rangkaian Catu Daya +5 Volt dan -5 Volt
Peralatan yang dibutuhkan
1)      Obeng
2)      Gergaji besi mini
3)      Tang penjepit
4)      Solder
5)      Tang potong
6)      Timah
7)      Konektor
8)      Kabel
9)      Multimeter
10)   Saklar on/off
11)   Penyedot timah
12)   Mur
13)   Sekrup
14)   Bor mini
15)   Nampan
Bahan yang dibutuhkan
1)      Papan PCB
2)      Larutan FeCl3
3)      Kertas kalender
Langkah - langkah pembuatan catu daya +5 volt dan -5 volt
1)      Membuat jalur PCByang telah didesain sebelumnya pada software yang telah disediakan
2)      Teliti kembali jalur yang telah dibuat agar tidak salah
3)      Jika benar-benar siap, selanjutnya di print dengan menggunakan kertas kalender
4)      Persiapkan PCB yang akan dibuat
5)      Tempelkan dari jalur PCB pada kertas kalender ke papan PCB dengan menggunakan pemanas
6)      Setelah pemanasan selesai, biarkan jalur PCB tersebut sampai dingin
7)      Jika papan PCB sudah dingin, rendam papan PCB dengan air selama kurang lebih 30 menit
8)      Persiapkan larutan FeCl3 (feriklorit) pada nampan yang sudah tersedia
9)      Jika PCB benar-benar sudah dingin, masukkan papan PCB tersebut ke larutan FeCl3
10)   Goyang-goyangkan larutan tersebut, agar kadar tembaga yang tidak tertutupi oleh jalur yang telah dibuat cepat hilang
11)   Dan usahakan tembaga yang tidak tertutupi oleh jalur benar-benar bersih
12)   Setelah itu angkat dan bersihkan dengan sikat yang sudah di lumuri sabun pada jalur papan PCB yang bersih
13)   Setelah itu dibor dengan bor mini dengan ukuran 0,8 dan 1 mm pada jalur tersebut
14)   Periksa kembali apakah jalur sudah dibor semua
15)   Pasang komponen pada jalur PCB dengan baik dan benar
16)   Solder pada kaki-kaki komponen yang sudah terpasang PCB
17)   Periksa kembali solderannya apakah ada jalur yang menempel, agar jika saat di coba tidak short
18)   Periksa lagi dengan benar apakah sudah sesuai dengan gambar rangkaian dari input sampai outputnya
19)   Tempatkan PCB rangkaian catu daya tersebut pada box, agar terjaga kerapiannya
20)   Catu daya dengan keluaran +5 volt dan -5 volt, selesai dan siap digunakan
Mudahkan !!!!!!!!!
Jika berminat silahkan buat,
yang terpenting setelah semua rangkaian catu daya tersebut selesai, ukur dengan menggunakan alat multimeter untuk mengukur tegangan keluarannya. Jika keluaran/outputnya m,endekati +5 volt dan -5 volt, maka rangkaian catu daya tersebut berhasil.Cara Membuat Catu Daya Sederhana
Sumber : http://budi2one.blogspot.com/2014/03/pembuatan-catu-daya-5-volt-dan-5-volt_31.html